Jumat, 11 Juli 2014

DESTITUTIO


Di halaman 205 novel klasik itu, ia menemukan sepucuk surat pendek. Mungkin surat itu, seperti halnya buku klasik tadi, milik penulisnya. Tapi mungkin juga milik penerimanya.

"Seorang penulis adalah ringkasan dari pengalamannya. Dan pengalamanku selama ini cuma satu: aku menghabiskan imajinasiku padamu. Aku bukan penulis yang hebat. Belum kutulis apapun semenjak kita berhenti berbicara pagi itu. Kamu tahu, aku masih duduk di sana. Tak pernah beranjak, meski ruangan menjadi gelap. Kini, tak ada lagi jalan pulang. Atau pergi. Aku masih terduduk. Tanpa jembatan kata-kata yang menghubungkanku padamu. Aku tahu, kamu hanya butuh waktu. Tapi entah, sampai kapan."

Setiap kali membaca surat itu, ia selalu kehabisan kopi dan merasakan dahaga teramat sangat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar