Minggu, 22 Juni 2014

TADARUS


Nun. Aku menyebutmu 'Nun', karena itu adalah bunyi paling indah di antara dua puluh delapan huruf Hijaiyah. Aku menyebutmu 'Nun', karena itu adalah piktogram untuk ular dan belut. Kamu seperti ular, karena mulutmu kadang berbisa. Kamu seperti belut, karena setelah satu dekade, masih juga sulit ditangkap. Dalam beberapa bahasa, kamu adalah lambang dari sifat feminin, 'Nun'. Dalam bahasa Arab, dirimu berarti ikan paus. Ah, aku sepertinya kini tahu, apa yang terjadi jika kamu sudah membuka mulut pausmu itu. Mengerikan, tapi aku tak gentar. Apalagi, kamu juga seperti perahu, 'Nun'. Dan dengan sebatang kayuh, aku ingin mengarungi samudera hidup ini bersamamu. Itu sebabnya aku tak pernah berhenti mendarasmu, Nun. Nuun waalqalami wamaa yasthuruun.

Sanur-Potorono, 20-22 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar