#nunpoem: #NUNPOEM 32

BERANDA

BERANDA
Jurnal Hidajat Nataatmadja
Melanjutkan Indonesia

Senin, 06 Maret 2023

#NUNPOEM 32

Aku sudah berjalan jauh, tapi kenapa kau masih begitu dekat, Nun? #nunpoem

Karawang, 5 Januari 2021

Diposting oleh TN di 23.27

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis!Bagikan ke X Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

NUNPOEM/POESIKU

‘Nun’ adalah bunyi paling indah di antara dua puluh delapan huruf Hijaiyah. 'Nun' adalah piktogram untuk ular dan belut. ‘Nun’ berbentuk seperti perahu, gawai untuk mengarungi lautan. Dalam beberapa bahasa, ‘Nun’ adalah lambang dari sifat feminin. ‘Nun’ adalah sebuah panggilan yang indah. Nuun waalqalami wamaa yasthuruun.

PEMILIK BLOG

Pemilik blog ini adalah penulis, peneliti dan akademisi. Menyukai buku-buku tua, piringan hitam, koran-koran lawas, majalah-majalah lapuk, kuliner nusantara, serta bercakap-cakap dengan rumput dan dedaunan.

PENGUNJUNG

PENGIKUT

BUKU & FILM FAVORIT

The Unbearable Lightness of Being

ARSIP

▼ 2023 (57)
- ▼ Maret (57)
  - TAWAKAL
  - JALAN SENDIRI
  - GERIMIS DI BEKASI
  - RATNA
  - PINTU
  - RUANG TUNGGU
  - SURAT UNTUK CINTA
  - POHON
  - #NUNPOEM 37
  - #NUNPOEM 36
  - #NUNPOEM 35
  - #NUNPOEM 34
  - #NUNPOEM 33
  - #NUNPOEM 32
  - #NUNPOEM 31
  - #NUNPOEM 30
  - #NUNPOEM 29
  - #NUNPOEM 28
  - PERTEMUAN
  - BUSA
  - BEDAK-BEDAK MAHAL
  - MENUA
  - TELANJANG
  - HANTU
  - RAYUAN KOPI
  - PERCAKAPAN HUJAN
  - CANTIK ITU DUSTA
  - SAJAK MINYAK ANGIN
  - PAYUNG
  - LOTRE
  - PIANO DAN VESPA TUA
  - SUJUD
  - #NUNPOEM 27
  - #NUNPOEM 26
  - KRISIS
  - HARI RAYA
  - MÁRQUEZ
  - SOLITUDE 12
  - SOLITUDE 11
  - SOLITUDE 10
  - SOLITUDE 09
  - SOLITUDE 08
  - SOLITUDE 07
  - SOLITUDE 06
  - SOLITUDE 05
  - PUISI
  - SOLITUDE 04
  - SOLITUDE 03
  - SOLITUDE 02
  - SOLITUDE 01
  - GERIMIS & HUJAN
  - #NUNPOEM 25
  - #NUNPOEM 24
  - #NUNPOEM 23
  - #NUNPOEM 22
  - #NUNPOEM 21
  - #NUNPOEM 20

► 2015 (17)
- ► April (3)
- ► Januari (14)

► 2014 (86)
- ► September (10)
- ► Agustus (1)
- ► Juli (9)
- ► Juni (8)
- ► Mei (36)
- ► April (22)

PENCARIAN

BANYAK DIBACA

TAWAKAL

“Sudah lama, ya, kita tidak bicara?” tanya perempuan itu. Sembari mengaduk-aduk cangkirnya, lelaki itu menganggukkan kepala. “Ya, sudah ...
#NUNPOEM 12

Dua malam penuh takbir telah menumbuhkan rindu pada bau lipstik yang pernah mampir ke bibir ini di pelipir masjid tua itu, Nun. ‪#...
/12/ POESIKU

/12/ "Aku selalu menikmati perpisahan-perpisahan kita." Lelaki itu mengatakannya sembari menggeser tumpukan buku di atas mej...
#NUNPOEM 07

Sebuah puisi, meminjam Robert Prost, dimulai dari tenggorokan yang tercekat. Ah, itu persis seperti malam ketika aku bertandang padamu, ...
#NUNPOEM 02

Dinihari. Hujan puisi. Kata-kata tumpah. Ingatan basah. Harapan menggenang. Doa-doa mengalir. Ah, masih kuingat cahaya di situ matamu, ...

LANGGANAN

Postingan

Postingan

Komentar

Komentar

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.