/2/ Kamar itu kusam. Sebuah sketsa Monalisa menggantung di dindingnya.
Sejak berhenti menulis puisi, ia mengalihkan energinya untuk membuat
sketsa. Setiap hari ia membuat puluhan sketsa. Dengan obyek yang sama:
Monalisa. Ketika seorang kawannya berkunjung, bertahun kemudian, ia
mendapati bahwa di balik semua sketsa yang dibuat sang penyair, ia
selalu menuliskan sebait kalimat yang menurut sang kawan
adalah sebuah puisi. “Katanya kau berhenti menulis puisi, tapi semua
sketsamu ini masih kau tulisi puisi juga?” tanya kawannya. “Itu bukan
puisi,” sanggah sang penyair. “Tapi aku merasa ini adalah sebuah puisi.
Mungkin dalam bentuk yang lain,” kawannya mencoba menilai. “Itu sekadar
persembahan,” sang penyair kembali menyanggah. Di balik setiap sketsa
itu, ia memang menulis: “Untuk seseorang, yang diamnya adalah lukisan,
dan tuturnya adalah puisi…” #poesiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar