/3/ "Untuk mengawali hariku, aku ingin menciummu, setiap hari selama aku
hidup," kata perempuan itu. Dan itu adalah janji termanis yang pernah
didengarnya, belasan tahun silam. Tetapi, sebuah pertengkaran kecil
telah memisahkan mereka. Tak ada lagi tegur sapa dan isyarat yang
mengantarkan kasih. Keduanya membiarkan akal sehat merebut ruang-ruang
cinta di rumah mereka. Padahal, ketika saling menautkan
hati, keduanya sama-sama berikrar, tak akan ada akal sehat di rumah
itu. Yang ada hanya cinta. Gunakan akal sehat hanya ketika meninggalkan
rumah. Dan akal sehat telah membuat luka kecil menjadi kanker. Itu
adalah sebuah perpisahan yang mematikan, tak cuma menyakitkan. Tak ada
lagi ciuman mesra tiap pagi yang mendarat di bibir, pipi, dagu, atau
keningnya. Sejak itu, ia tak lagi bisa menulis puisi. Setiap hari,
sebangun tidur, sembari menatap sketsa Monalisa di dinding kamarnya, ia
akan berucap lirih, "Hal pertama yang ingin kulakukan sebangun tidur
adalah mencintaimu..." Hanya dinding kamar yang kusam yang menyimak
ucapannya. #poesiku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar