"Kenapa kamu tak pernah beranjak?"
Perempuan itu bertanya sembari mencuci piring bekas makan malam.
Ia berhenti sejenak, lalu menatap lelaki yang duduk di meja makan.
"Aku ingin memperjuangkanmu," ujar si lelaki, sembari membawa bekas gelas minumnya, menghampiri perempuan semampai berkaos putih itu.
"Kenapa kamu masih memperjuangkanku?"
Perempuan itu terus mencuci.
"Karena kamu adalah perempuan yang layak diperjuangkan," ujar si lelaki. Dia mengambil spons, lalu mencuci gelasnya sendiri.
Perempuan itu menatap lelaki yang kini berdiri di sampingnya. Masih dengan busa yang menggelembung di tangannya, ia mencubit lelaki itu. Tak ada suara. Hanya keran air yang menyala. #nunpoem
Sanur, 18 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar