Senin, 06 Maret 2023

RAYUAN KOPI























Lelaki itu terus memandangi perempuan berambut panjang yang berdiri di rak seberang. Hari itu toko buku kebetulan agak lengang. Dan di tengah deretan rak-rak buku, perempuan dengan tas selempang berwarna abu-abu itu terlihat sangat menonjol. Pandangannya tak pernah beranjak dari dari buku bersampul coklat yang ada di tangannya. Sesekali dia terlihat menggigit-gigit jarinya. Sepertinya, ia sedang tenggelam dalam buku itu.


Sesudah beberapa lama, lelaki itu berjalan mendekat. Agar tak mengejutkan perempuan itu, ia berdehem kecil.

"Banyak temanmu di kampus menyebutmu gadis yang pintar?" ujarnya, membuka obrolan.

Perempuan itu mendongak. Ekspresinya sedikit kaget.

"Sepertinya memang begitu," balasnya, dingin.

Ia segera kembali ke buku di tangannya.

"Kalau begitu, kamu pasti mau kutraktir secangkir kopi di kedai bawah?" tanya lelaki itu.

Perempuan itu kembali mendongak. Kali ini dia tersenyum.

"Terima kasih. Aku sedang asyik dengan buku ini," ujarnya, sopan.

Lelaki itu segera mengernyitkan dahinya.

"Oh... Berarti teman-temanmu pasti keliru. Ternyata kamu tak sepintar itu," ujarnya, sembari ngeloyor pergi.

Mendapat respon demikian, perempuan itu tentu saja melongo. Untuk beberapa saat dia masih terlihat kaget memandangi lelaki yang baru saja menyapanya.

"Heiii... Tunggu!" ujarnya, kemudian.

Ia segera mengembalikan buku yang dipegangngnya ke rak dan bergegas mengejar lelaki itu. #nunpoem

Karawang-Tendean, 31 Januari 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar