Aku selalu membayangkan petang itu, saat kau datang dengan karangan
bunga layu di tanganmu. Kau duduk di teras rumahku dengan muka tertunduk.
Kau tahu, bagi lelaki cinta dan kehidupan adalah dua dunia yang berbeda.
Cinta mereka mungkin tak pernah beranjak, tapi tidak demikian dengan
kehidupannya.
Saat kau datang petang itu, sayangnya cinta dan kehidupan itu telah
menyatu, dilarutkan oleh kebesaran hati seseorang yang telah menyuguhimu
secangkir teh dan sepiring kudapan.
Itu bukan pertemuan yang kuinginkan. Itu adalah pertemuan yang telah
digariskan. #nunpoem
Tol Jakarta-Cikampek, 2 November 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar