Senin, 06 Maret 2023

MÁRQUEZ


Sesudah membaca "Love in the Time of Cholera", seorang lelaki menulis surat cinta untuk perempuan yang ditaksirnya. Isinya pendek, dan sangat Márquez. "Satu-satunya penyesalanku saat sekarat nanti adalah ketika aku tak pernah mencintaimu. Sungguh, aku ingin menua bersamamu."

Tapi surat itu tak pernah dikirimkannya. Dan perempuan itu tak pernah tahu jika dirinya menjadi mimpi lelaki itu.

Jakarta, 14 Desember 2015

SOLITUDE 12

Pagi ini aku ingin menyepi pada bilik-bilik di mana kesepian tak akan lagi bisa menemukanku. #solitude

Jakarta, 20 September 2016

SOLITUDE 11

 

Malam berkemas pergi. Tunggu aku kembali, katanya, sebelum hilang ditelan pintu depan. Aku tak menghiraukannya. Pelan-pelan kubuka jendela kamar. Dinihari, yang sejak tadi mengintip, segera melompat masuk. Aku kedinginan, bisiknya. Segera kumatikan lampu kamar dan memeluknya dalam selimut. #solitude

Jakarta, 22 Agustus 2016


SOLITUDE 10

 

Jika hujan adalah rindu yang tak tertahankan, dan banjir adalah kasih yang tak tersalurkan, maka kau adalah doa yang tak selalu dikabulkan. #solitude

Jakarta, 21 Mei 2016


SOLITUDE 09

Seandainya kau adalah buku, hari ini aku ingin membakarmu. #solitude

Jakarta, 17 Mei 2016

SOLITUDE 08

 

Wahai gentar, enyahlah sebentar. Aku penasaran pada si rambut panjang yang sedang memeluk gitar. Tidakkah kau lihat tatap matanya yang berbinar?! Itu tatap yang membuatku bergetar. #solitude

Jakarta, 15 Mei 2016

SOLITUDE 07


 
Seandainya kau adalah buku, maka aku akan selalu bisa menemukanmu, meski entah kapan. #solitude

Bukittinggi, 28 Februari 2016