Selasa, 20 Januari 2015
NIKAH PUISI
Saya terima nikahnya, Puisi binti Literasi, dengan mas kawin seperangkat kata-kata dideklamasikan tunai.
Yogyakarta, 11 November 2014
#NUNPOEM 17
Ketika seorang perempuan menyumbangkan kata pertamanya
pada puisi yang kita tulis, pada saat itulah cinta telah dimulai. Dan
ketika kita mulai kehilangan kata-kata untuk mempuisikan perempuan itu,
itulah saat yang tepat untuk menonton kembali "Ada Apa dengan Cinta?". #nunpoem
Yogyakarta, 7 November 2014
#NUNPOEM 16
Selamat Tahun Baru Hijriah, Nun. Seperti tahun-tahun yang telah silap, tahun inipun aku belum juga bisa hijrah darimu. Duh... #nunpoem
Yogyakarta, 24 Oktober 2014
#NUNPOEM 15
Setiap puisi, meminjam Robert Prost, dimulai dengan
kegirangan dan diakhiri dengan kebijaksanaan. Aku tidak tahu apa itu
kebijaksanaan. Apakah kebijaksanaan selalu datang bersama kekecewaan,
Nun, seperti pernah ditelatahkan George Santayana?! Pasti kamu akan
menjawab, "Entahlah." Mungkin saja Santayana benar. Sebab William Saroyan
juga pernah menulis, bahwa kegagalan mengajari kita lebih banyak
kebijaksanaan daripada keberhasilan. Tapi, ya, entahlah. Hanya saja, aku tahu
satu hal, Nun, bahwa yang pasti kebijaksanaan selalu bersahabat dengan
kesabaran. #nunpoem
Yogyakarta, 24 Oktober 2014
#NUNPOEM 14
Malam ini gerimis, Nun. Dan setiap gerimis selalu
membuatku teringat pada Nizami. Penyair Persia itu pernah menulis, "Pada
saat-saat sulit tetaplah punya pengharapan, sebab hujan sebening
kristal pun berasal dari awan yang hitam." #nunpoem
Yogyakarta, 18 Oktober 2014
#NUNPOEM 13
Mendapatkan sesuatu tak menjadikanmu pemenang. Dan kehilangan sesuatu tak menjadikanmu kalah, Nun. #nunpoem
Yogyakarta, 11 Oktober 2014
#NUNPOEM 12
Dua malam penuh takbir telah menumbuhkan rindu pada bau
lipstik yang pernah mampir ke bibir ini di pelipir masjid tua itu, Nun.
#nunpoem
Yogyakarta, 4 Oktober 2014
Langganan:
Postingan (Atom)