Rabu, 21 Januari 2015

WAKTU


Setiap detik jadi pemantik
Setiap menit merangsangnya genit
Setiap jam membuatnya tajam

Hari menanti
Minggu menunggu
Bulan merindukan

Kapan tahun akan menuntun,
membawamu padaku, Nun?

Yogyakarta, 22 November 2014

DIAM

 
Hening menyembunyikan bening. Gaduh menyembunyikan rapuh. Diam menyembunyikan tajam. Aku menyembunyikanmu, Nun... ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 20 November 2014

#NUNPOEM 19

 
Hujan mengantarkan rindu tertahan yang segera pergi. Cinta yang indah, ujarnya, memang tak pernah menetap, hanya singgah sebentar-sebentar. #nunpoem
 
Yogyakarta, 16 November 2014

#NUNPOEM 18

 
Embun pagi jatuh diam-diam di pekarangan. Adakah cinta yang sesungguh dinihari? Meski hening dinihari sering dilewatkan orang, ia tak pernah berhenti menyantuni. Cinta sesungguh itu hanya milik mereka yang terjaga, Nun. ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 15 November 2014

Selasa, 20 Januari 2015

NIKAH PUISI


Saya terima nikahnya, Puisi binti Literasi, dengan mas kawin seperangkat kata-kata dideklamasikan tunai.

Yogyakarta, 11 November 2014

#NUNPOEM 17

 
Ketika seorang perempuan menyumbangkan kata pertamanya pada puisi yang kita tulis, pada saat itulah cinta telah dimulai. Dan ketika kita mulai kehilangan kata-kata untuk mempuisikan perempuan itu, itulah saat yang tepat untuk menonton kembali "Ada Apa dengan Cinta?". ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 7 November 2014

#NUNPOEM 16

 
Selamat Tahun Baru Hijriah, Nun. Seperti tahun-tahun yang telah silap, tahun inipun aku belum juga bisa hijrah darimu. Duh... ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 24 Oktober 2014