Minggu, 04 Mei 2014

/8/ POESIKU


/8/ “Apa yang akan kamu lakukan, jika suatu saat aku datang kepadamu dengan tubuh telanjang?” tanya perempuan itu menggoda, pada suatu petang yang selalu dikenangkan lelaki itu. Ia menatap perempuannya dalam-dalam. “Aku akan mengainimu dengan kain paling pantas yang kumiliki,” jawabnya yakin. “Cuma itu?” perempuan itu sepertinya tak percaya. “Lalu kita akan mencari penghulu. Setelah itu aku akan memelukmu, dan tak akan pernah melepaskanmu hingga ujung nafasku.” Kali ini si perempuan tersipu. “Kenapa kamu selalu saja naif begitu?” ia terus bertanya. “Tuhan pasti telah menciptakanmu karena suatu alasan. Mungkin aku salah satunya, mungkin juga bukan. Entahlah. Yang jelas, aku tak ingin merenggutmu dengan tanpa permisi dulu kepadaNya.” Senja terus merona merah di ufuk barat. #poesiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar