Minggu, 04 Mei 2014

LAUT





/1/
ke laut,
lalu aku menonton takdir, chairil, asrul,
dan goenawan telanjang bulat
memperlihatkan aurat mereka

bagiku, laut bukanlah puisi yang telah-sudah
ataupun belum-lagi
laut adalah kehadiran,
dia ada di sini,
sebentuk pertemuan yang lampau dan jelang

/2/
aku membacamu, sebagai puisi yang tak berkesudahan
seperti laut yang dibayangkan takdir
seperti pantai yang ditulis goenawan

meski waktu bukan kubus
dan ufuk bukan entah
aku membacamu, sebagai puisi yang tak berkesudahan

/3/
di laut, aku melihat dermaga tambatan pulang
ini bukan pelayaran zonder kembali
karena, seperti dongeng santiago
harta karun selalu berada di bawah pohon sikamor


Lembah Babarsari, 15 April 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar