Selasa, 13 Mei 2014

DERMAGA


Kau menyandar di punggungku, malam itu. Mukamu letih, punggungmu bungkuk. Bahu ini adalah dermagamu, yang telah menyaksikanmu datang dan pergi. Angin barat selalu membawamu menjauh, angin timur selalu membawamu kembali. Tapi bahu ini selalu di sini, menantimu.

Menyaksikanmu datang dan pergi, aku seperti membaca Terra Nostra. Sepertinya, memang dibutuhkan beberapa kehidupan untuk menyusun kehidupan pribadi seseorang. Dan seperti halnya Fuentes atau Mann mengakhiri novel-novelnya, baru pada fragmen akhir setiap orang akan menemukan bahwa masa lalu adalah sebuah keseluruhan dengan segenap kejernihannya.

Kepergianmu selalu menyisakan tangis kecil. Tapi kamu tak pernah tahu, karena suara ombak dan burung camar selalu menyamarkannya. Toh kamu akan kembali bersama angin timur bukan?

Bilakah angin tak berganti musim? Bilakah angin tak mengaturmu datang dan pergi? Bilakah kau tinggal seterusnya?


Bahu ini selalu di sini, menantimu melepas penat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar