Minggu, 18 Mei 2014

SECANGKIR KOPI




secangkir kopi ini
mengingatkanku pada bau tubuhmu
bau coklat sepat dengan rasa mengikat
ah, bau itu selalu membinasakan akal sehatku
sejak dulu

apalagi jika kau sedang marah
tubuhmu seperti campuran rempah-rempah
pahit sekali rasanya
namun aku selalu ingin menyeduhnya
seperti pahit jamu, itu takan membunuhku

kopi ini selalu mengingatkanku padamu
jika rasanya aneh, 
itu memang karena aku belum selesai menyeduhnya


Yogyakarta, 18 Mei 2014  15.00 WIB

Jumat, 16 Mei 2014

LENTERA




lentera ini akan tetap menyala
andai tak kau tiup, sayang
kerlipnya akan berpijar
membunuh gelap dan diam

mengapa kerlip itu kau biarkan
kalau nantinya kau tiup
mengapa harus kau tiup pula
kalau kau mabuk pijarnya?

biarkan dia berpijar, sayang
agar hidupmu merona terang

Adisucipto, 15 Mei 2014

GIBRAN




secangkir kopi
kini telah pahit oleh waktu
dan lembaran syairku
hanya terusan dari ratapan Gibran
yang berlarat-larat itu
adakah sang kala terus berputar
sedang aku masih di Lebanon?

Adisucipto, 15 Mei 2014

Kamis, 15 Mei 2014

KEMARAU (2)




doa dan tasbih
mengiring kepergianmu ke pangkuannya
pada kemarau empat tahun lalu
mata air ini telah mengering
tak lagi sanggup menulis riwayatnya

Adisucipto, 15 Mei 2014

KEMARAU




Laut itu makin mengering, sejak kau dipersunting. Tak ada lagi sungai yang menyantuni. Ranting yang basah juga telah lama patah, sejak embun pagi tak pernah lagi jatuh ke tanah. Aku kini cuma seteguk air yang mulai habis menguap di jalan, tak mungkin menghapus dahagamu. Tapi oase lain mungkin cuma fatamorgana.

Adisucipto, 15 Mei 2014

KUPU-KUPU BULAKSUMUR


di rumah tua itu kita bertemu
dengan saksi sajadah lusuh dan tikar bambu
kau ceraikan rambutmu
seperti merak indah merayu

aku tidak tahu, kaukah itu mutiara atau kupu-kupu
mutiara bersolek di balik cangkangnya yang keras
kupu-kupu berdandan di balik kepompongnya yang lembut
jika kau mutiara, asal kau tahu
aku hanya bisa menyelami air kata-kata
tak bisa menjemputmu ke dasar laut

tapi jika kau kupu-kupu,
aku bisa menanti ulat yang jahat
mendandani dirinya di balik kepompong, sepanjang hayat
kaukah itu, kupu-kupuku?

di rumah tua itu kita bertemu
dengan saksi sajadah lusuh dan tikar bambu
setelah bertahun-tahun,
aku masih berharap kau adalah kupu-kupu
kaukah itu?

Bulaksumur B-2, 14 Mei 2014  19.11 WIB