Rabu, 21 Januari 2015

#NUNPOEM 18

 
Embun pagi jatuh diam-diam di pekarangan. Adakah cinta yang sesungguh dinihari? Meski hening dinihari sering dilewatkan orang, ia tak pernah berhenti menyantuni. Cinta sesungguh itu hanya milik mereka yang terjaga, Nun. ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 15 November 2014

Selasa, 20 Januari 2015

NIKAH PUISI


Saya terima nikahnya, Puisi binti Literasi, dengan mas kawin seperangkat kata-kata dideklamasikan tunai.

Yogyakarta, 11 November 2014

#NUNPOEM 17

 
Ketika seorang perempuan menyumbangkan kata pertamanya pada puisi yang kita tulis, pada saat itulah cinta telah dimulai. Dan ketika kita mulai kehilangan kata-kata untuk mempuisikan perempuan itu, itulah saat yang tepat untuk menonton kembali "Ada Apa dengan Cinta?". ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 7 November 2014

#NUNPOEM 16

 
Selamat Tahun Baru Hijriah, Nun. Seperti tahun-tahun yang telah silap, tahun inipun aku belum juga bisa hijrah darimu. Duh... ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 24 Oktober 2014

#NUNPOEM 15

 
Setiap puisi, meminjam Robert Prost, dimulai dengan kegirangan dan diakhiri dengan kebijaksanaan. Aku tidak tahu apa itu kebijaksanaan. Apakah kebijaksanaan selalu datang bersama kekecewaan, Nun, seperti pernah ditelatahkan George Santayana?! Pasti kamu akan menjawab, "Entahlah." Mungkin saja Santayana benar. Sebab William Saroyan juga pernah menulis, bahwa kegagalan mengajari kita lebih banyak kebijaksanaan daripada keberhasilan. Tapi, ya, entahlah. Hanya saja, aku tahu satu hal, Nun, bahwa yang pasti kebijaksanaan selalu bersahabat dengan kesabaran. ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 24 Oktober 2014

#NUNPOEM 14

 
Malam ini gerimis, Nun. Dan setiap gerimis selalu membuatku teringat pada Nizami. Penyair Persia itu pernah menulis, "Pada saat-saat sulit tetaplah punya pengharapan, sebab hujan sebening kristal pun berasal dari awan yang hitam." ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 18 Oktober 2014

#NUNPOEM 13

 
Mendapatkan sesuatu tak menjadikanmu pemenang. Dan kehilangan sesuatu tak menjadikanmu kalah, Nun. ‪#‎nunpoem‬
 
Yogyakarta, 11 Oktober 2014