When
we dream alone
It
just a dream
When
we dream together
It
is the dawn of reality
Karel
kembali dicekik mimpi itu. Marketa. Sudah berkali-kali mimpi itu
berulang. Marketa pergi naik mobil meninggalkannya. Tapi dia terus
saja menengok ke arahnya, yang hanya bisa berdiri mematung di tepi jalan. Matanya seperti menyemprotkan sinar berat. Dan Karel harus berpikir
berkali-kali untuk memberi simpulan. Ketika dia harus berpikir, maka
dia akan terbangun. Dan mimpi itu selalu sampai di sana.
Karel
ingin menceritakan mimpi itu pada Marketa. Tapi kini mereka telah
berjauhan. Marketa tinggal di kota lain. Dan dia tinggal di kota yang
lain lagi. Kesungkanan lebih besar dari kepenasaran Karel. Mimpi itupun
terus dipendamnya.
Ketika
mereka bertemu di sebuah terminal yang asing, saat ia akan pindah ke
kota lain dan Marketa juga pindah ke kota lain lagi, kesungkanan itu
agak cair. Keterdesakan membuat Karel jadi berani. Karel memberanikan diri menceritakan mimpinya, meski dia pikir Marketa akan menertawakannya. Ia
berpikir Marketa telah hidup dengan lelaki lain dan melupakannya. Dan
Marketa memang tertawa, tapi bukan menertawakannya. Dia tidak pernah
hidup dengan lelaki lain. Mimpi Karel juga persis dengan mimpinya. Mendengar
itu Karel tergelak. Ia teringat nyanyian samba itu. It is the dawn
of reality!
"Aku
sayang kamu Marketa," bisik Karel.